Rabu, 25 Februari 2009

Etika Lingkungan

Krisis lingkungan hidup yang dihadapi manusia modern merupakan akibat langsung dari pengelolaan lingkungan hidup yang “nir-etik”. Artinya, manusia melakukan pengelolaan sumber-sumber alam hampir tanpa peduli pada peran etika. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa krisis ekologis yang dihadapi umat manusia berakar dalam krisis etika atau krisis moral. Umat manusia kurang peduli pada norma-norma kehidupan atau mengganti norma-norma yang seharusnya dengan norma-norma ciptaan dan kepentingannya sendiri. Manusia modern menghadapi alam hampir tanpa menggunakan ‘hati nurani’. Alam begitu saja dieksploitasi dan dicemari tanpa merasa bersalah. Akibatnya terjadi penurunan secara drastis kualitas sumber daya alam seperti lenyapnya sebagian spesies dari muka bumi, yang diikuti pula penurunan kualitas alam. Pencemaran dan kerusakan alam pun akhirnya mencuat sebagai masalah yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari manusia. Produksi sampah yang dihasilkan dari kehidupan manusia akan terus ada dan tidak akan berhenti seiring dengan pertambahan penduduk yang semakin pesat sehingga apabila sampah dibiarkan menumpuk dan tidak dikelola dengan baik maka akan menimbulkan pencemaran, baik pencemaran air, udara, tanah dan suara.
Disadari atau tidak aktivitas manusia mempengaruhi kondisi serta kualitas lingkungan. Untuk menjaga agar kondisi alam tidak semakin parah, diperlukan kesadaran tentang pengelolaan lingkungan yang menerapkan prinsip-prinsip ekologi serta etika lingkungan. Etika lingkungan adalah kebijaksanaan moral manusia dalam pergaulannya dengan lingkungannya.
Etika manusia yang menguasai alam lingkungan mempunyai beberapa sikap yang membahayakan kelestarian lingkungan yaitu :
• Kemanusiaan merupakan sumber segala nilai.
• Alam hanya ada untuk digunakan manusia.
• Tujuan primer manusia adalah hanya untuk memproduksi dan mengkonsumsi keberhasilan manusia yang didasarkan pada kekayaan materi.
• Produksi dan konsumsi harus terus berlanjut karena manusia mempunyai hak untuk meningkatkan standar kehidupan.
• Manusia beranggapan bahwa sumber daya alam tidak terbatas.
• Manusia tidak perlu menyesuaikan diri dengan lingkungan alam karena manusia mampu menciptakan lingkungan yang diinginkan.
• Semua keadaan diciptakan untuk memberikan kemudahan bagi manusia.
Etika itulah yang memicu krisis lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya bencana alam yang disebabkan oleh perilaku manusia yang tidak memperhatikan keseimbangan lingkungan. Walaupun manusia tidak mampu dengan sepenuhnya mencegah terjadinya pencemaran dan penurunan kualitas lingkungan, namun manusia senantiasa berusaha untuk menjadikan bumi sebagai tempat tinggal yang layak untuk masa sekarang maupun yang akan datang. Untuk mencapai itu semua, manusia harus sadar lingkungan. Manusia yang sadar lingkungan adalah manusia yang memahami dan menerapkan prinsip-prinsip ekologi dan etika lingkungan dalam menghadapi masalah dan dari perbuatan yang berkaitan dengan lingkungan.
Beberapa prinsip yang menuntun manusia untuk menerapkan etika lingkungan yaitu sebagai berikut :
• Manusia bukan sumber dari semua nilai, manusia sebagai bagian lingkungan.
• Lingkungan diperuntukkan bagi semua makhluk hidup.
• Sumber daya alam perlu dipelihara, pemakaiannya mempertimbangkan ketersediaannya di alam.
• Perbaikan kualitas kehidupan disesuaikan terhadap produksi alam.
• Aktivitas manusia berpengaruh terhadap alam; hubungan manusia dan alam harus saling menguntungkan.
Dengan menetapkan prinsip-prinsip tersebut, diharapkan manusia terbina dan tertuntun berperan aktif dalam memelihara lingkungan.

1 komentar:

  1. Setuju gan, ada cara lainnya juga menanam pohon, Sekarang semakin menarik karena ada program revolusioner, "MENANAM POHON SEKALIGUS MENDAPATKAN MANFAAT EKONOMOMI DALAM PENANAMAN DAN KAMPANYENYA"

    Cari Tahu caranya di : http://www.greenwarriorindonesia.com

    BalasHapus