Rabu, 04 Maret 2009

Pencemaran Lingkungan

Berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alami, yang menurunkan mutu kualitas lingkungan sampai tingkat tertentu. Lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukkannnya. Penyebabnya antara lain karena adanya bahan polutan, yang mengakibatkan pencemaran lingkungan.
Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Polutan terjadi jika suatu lingkungan tercemar atau kotor karena adanya suatu zat yang dapat mengurangi kualitas tempat tersebut. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara bermanfaat bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat memberikan efek merusak. Suatu zat dapat disebut polutan apabila :
• Jumlahnya melebihi jumlah normal
• Berada pada waktu yang tidak tepat
• Berada pada tempat yang tidak tepat

Sedangkan sifat polutan adalah :
• Merusak untuk sementara tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak lagi
• Merusak dalam jangka waktu lama. (D.A Pratiwi,2004 : 254-255)

Kerusakan Lingkungan

Kerusakan lingkungan dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Kerusakan yang terjadi pada lingkungan menyebabkan adanya gangguan terhadap keseimbangan karena sebagian dari komponen lingkungan menjadi berkurang fungsinya. Perusakan lingkungan dapat terjadi karena dua faktor yaitu :
1. Faktor campur tangan manusia
Kerusakan lingkungan karena campur tangan manusia, antara lain:
  • Penebangan hutan secara liar mengurangi fungsi hutan sebagai penahan air. Akibatnya, daya dukung tanah menjadi berkurang, terjadi banjir dan erosi, muncul hewan-hewan buas di tengah pemukiman manusia karena semakin sempitnya habitat hewan-hewan tersebut.
  • Pemukiman yang padat penduduknya akan menyumbangkan berbagai masalah kehidupan yaitu penumpukan sampah yang pada akhirnya bila tidak dikelola dengan baik maka akan memberikan dampak pada pencemaran lingkungan seperti pencemaran air, tanah dan udara.

2. Faktor alami
Kerusakan lingkungan secara alami disebabkan oleh bencana alam, antara lain:
  • Letusan gunung berapi, yang menimbulkan muntahan lahar, partikel debu, dan gas yang menyebabkan perubahan udara dan tanah yang dapat menimbulkan kematian hewan dan tumbuhan,
  • Kebakaran hutan pada musim kemarau menyebabkan kerusakan dan matinya organisme di hutan,
  • Gempa bumi,
  • Banjir,
  • Tanah longsor,
  • Dan lain-lain
(Diah Aryulina, 2007 : 303-304)

A. Kegiatan Manusia dan Masalah Lingkungan

Keseimbangan Lingkungan
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya. Komponen lingkungan terdiri dari faktor abiotik (tanah, air, udara, cuaca, suhu) dan faktor biotik (tumbuhan dan hewan, termasuk manusia). Jika komponen biotik berada dalam komposisi yang proposional antara tingkatan trofik dengan komponen abiotik yang mendukung komponen biotik, maka lingkungan tersebut berada dalam keseimbangan.

Lingkungan yang seimbang
www.indodragon.com

Keseimbangan lingkungan secara alami dapat berlangsung karena beberapa hal, yaitu komponen-komponen yang ada terlibat dalam aksi-reaksi dan berperan sesuai kondisi keseimbangan, pemindahan energi (arus energi), dan siklus biogeokimia dapat berlangsung. Dengan demikian, dalam suatu ekosistem akan senantiasa terjadi fluktuasi atau grafik naik-turun secara teratur. Hal ini dapat terjadi karena adanya saling control terhadap populasi komponen biotik dalam suatu ekosistem tersebut. Contoh lingkungan alami yang seimbang adalah hutan.
Keseimbangan lingkungan tidak statis, artinya dapat terjadi penurunan dan kenaikan populasi tiap jenis tumbuhan, hewan, dan komponen abiotik. Perubahan komponen biotik dan abiotik dalam batas-batas tertentu tidak mengganggu keseimbangan lingkungan. Namun demikian, keseimbangan lingkungan dapat terganggu, artinya lingkungan menjadi tidak seimbang jika terjadi perubahan yang melebihi daya dukung dan daya lentingnya.
Keseimbangan lingkungan dapat terganggu bila terjadi perubahan berupa pengurangan fungsi dari komponen atau hilangnya sebagian komponen yang dapat menyebabkan putusnya mata rantai dalam ekosistem sehingga kemapanan sistem dalam ekosistem terganggu. (Slamet , 2000 : 99-100)


gb. Sampah yang terdapat di TPA Piyungan

Keseimbangan lingkungan yang terganggu salah satunya disebabkan diantaranya oleh adanya sampah. Sampah menjadi masalah penting untuk kota yang padat penduduknya. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut :
  • Volume sampah sangat besar sehingga melebihi kapasitas daya tampung tempat pembuangan sampah akhir atau TPA.
  • Lahan TPA semakin sempit karena tergeser tujuan penggunaan lain.
  • Teknologi pengelolaan sampah tidak optimal sehingga sampah lambat membusuknya. Hal ini menyebabkan percepatan peningkatan volume sampah lebih besar dari pembusukannya. Oleh karena itu, selalu diperlukan perluasan area TPA baru.
  • Sampah yang sudah matang dan telah berubah menjadi kompos tidak segera dikeluarkan dari TPA karena berbagai pertimbangan.

  • Manajemen pengelolaan sampah tidak efektif sehingga sering kali menjadi penyebab distorsi dengan masyarakat setempat.
  • Pengelolaan sampah dirasakan tidak memberikan dampak positif kepada lingkungan.
  • Kurangnya dukungan kebijakan dari pemerintah, terutama dalam memanfaatkan produk sampingan dari sampah sehingga menyebabkan tertumpuknya produk tersebut di TPA.
(Prof.Dr.Ir.H.R.Sudradjat,M.Sc.,2006 : 5-6)

Sumber sampah yang terbanyak dari pemukiman dan pasar tradisional. Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata buangan sampah kota adalah 0,5 kg/kapita/hari. Dengan mengalikan data tersebut dengan jumlah penduduk di beberapa kota di Indonesia yang dipublikasikan oleh NUDS (National Urban Development Strategy) tahun 2003 maka dapat diketahui prakiraan potensi sampah kota di Indonesia yaitu sekitar 100.000 ton/hari. (Prof.Dr.Ir.H.R.Sudradjat,M.Sc.,2006 : 6).
Adapun data potensi sampah di kota Yogyakarta yang masuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan pada bulan Oktober 2008 menunjukkan komposisi sampah setiap harinya rata-rata ada 155 truk sampah yang masuk di TPA tersebut, dimana sampah yang dihasilkan berasal dari tiga wilayah yaitu Yogyakarta, Sleman dan Bantul. Kodya Yogyakarta menyumbang sampah sebesar 30,1 ton/hari dan Swasta Yogyakarta sebesar 0,014 ton/hari. Kabupaten Sleman sebesar 13,2 ton/hari dan Swasta Sleman sebesar 204 ton/hari. Sedangkan Kabupaten Bantul sebesar 2,3 ton/hari. Jadi total keseluruhan sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan adalah 45,9 ton/hari. ( ______, 2008 : 4)
TPA ini dikelola melalui SEKBER KARTAMANTUL yang memfasilitasi Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul dalam berkoordinasi dan menentukan kebijakan yang akan diambil dalam pengelolaan sampah di TPA Piyungan. Dasar hukum dari kerjasama antar pemerintah daerah tersebut dituangkan dalam perjanjian Nomor: 07/Perj/Bt/2001, 05/PK.KDH/2001, dan 02/PK/2001 tentang Pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di Piyungan Kabupaten Bantul. Perjanjian kerjasama ini dibuat atas dasar saling membantu dan menguntungkan dalam pengelolaan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana TPA dengan tujuan agar pemanfaatan, pengelolaan dan pengembangan TPA dapat dilakukan secara efektif dan efisien serta memenuhi standar teknis lingkungan (http://ari-truman.blogspot.com).
Sampah yang berada di TPA terdiri dari sampah organik dan anorganik. Sampah Organik meliputi limbah cair dari sampah-sampah yang tertimbun yang kemudian ada yang membentuk gas. Sedangkan limbah Anorganiknya meliputi besi, alumunium, plastik, botol, tulang, daun, sisa-sisa makanan, sisa sayuran. Sampah kota yang bersal dari sumber sampah terlebih dahulu dipilah antara bahan organik mudah terurai dengan bahan anorganik yang sulit terurai (residu). Bahan anorganik yang laku dijual dipisahkan dari bahan anorganik yang tidak laku dijual. Bahan anorganik yang laku dijual langsung diambil oleh pemulung, sedang residu berupa bahan organik atau anorganik dibakar dalam incinerator. (Prof.Dr.Ir.H.R.Sudradjat,M.Sc.,2006 : 65)
Komposisi dari sampah yang dapat terurai sebanyak 70% dan yang tidak terurai sebanyak 30%. Sedangkan pemanfaatan dari sampah yang terurai sebanyak 32,13% dan yang tidak dimanfaatkan sebanyak 13,77%.
Di Yogyakarta, pengolahan sampah dilakukan dengan cara tumpukan dan dilengkapi dengan unit pengolahan sampah masinal (mesin) yang dikelola oleh pemda setempat (Prof.Dr.Ir.H.R.Sudradjat,M.Sc.,2006 : 15). Sedangkan pengelolaan sampah di TPA Piyungan menggunakan metode pengolahan sanitary landfill, yaitu dengan membuang dan menumpuk sampah ke suatu lokasi yang cekung, memadatkan sampah tersebut dan kemudian menutupnya dengan tanah. Idealnya sampah yang masuk ke dalam sanitary landfill adalah sampah organik yaitu sampah yang dapat terurai, sehingga dapat mempercepat proses komposisi. Namun dalam pengelolaan sampah ini, di TPA Piyungan tidak dilakukan pemisahan antara sampah organik dan anorganik. Pemilahan sampah-sampah tersebut hanya dilakukan para pemulung di sekitar TPA, itu pun sampah yang memiliki nilai ekonomi atau bisa dijual kembali. Para pemulung memakukan pemilahan dengan menggunakan alat-alat dan bahan-bahan untuk memulung yaitu gancau, keranjang, sepatu bot, masker, kaos/sarung tangan dan topi, dimana dari alat dan bahan tersebut tiga diantaranya disediakan oleh petugas TPA Piyungan (sepatu bot, masker, topi). Jika sudah tidak memiliki nilai ekonomis, sampah-sampah tersebut menjadi makanan untuk ratusan ekor sapi dan domba milik penduduk setempat yang digembala di sekitar lokasi TPA Piyungan.
Dengan rata-rata berpenghasilan 700-800 perbulan para pemulung disekitar TPA Piyungan bekerja tak kenal lelah. Memang sepintas nominal penghasilan para pemulung terlihat besar, hampir setara dengan upah minimum buruh pabrik. Tetapi ancaman bahaya yang harus mereka hadapi, mulai dari gangguan kesehatan bahkan mungkin kehilangan nyawa, jumlah uang itu jauh dari mancukupi. Selain itu di TPA Piyungan juga terdapat kolam pengelolaan leacheate atau lindi, pipa pengendali gas buang, sistem drainase dan lapisan kedap air. Dengan penutupan sampah yang dilakukan secara periodik bisa untuk meminimalisasi potensi gangguan lingkungan. (http://ari-truman.blogspot.com/)

Limbah Berdasarkan Proses Terjadinya:

• Limbah alami (degradable), yaitu sampah yang terbentuk karena proses alami, misal : daun-daun yang rontok baik itu di halaman rumah, taman kota, pada jalur hijau sepanjang jalan dan lain-lain.
• Limbah non alami (non degradable), yaitu sampah yang terbentuk karena aktivitas manusia.
Reaksi:

Limbah Berdasarkan Karakteristiknya:

• Garbage
Adalah limbah yang berupa sisa pengelolaan ataupun sisa makanan yang mudah membusuk. Misalnya kotoran dari dapur rumah tangga, restoran, hotel dan lain sebagainya.
• Rubbish
Adalah bahan atau sisa pengolahan yang tidak mudah membusuk, yang dibedakan atas : sampah yang mudah terbakar (kayu,kertas) dan sampah yang tidak mudah terbakar (kaleng,kaca).
• Ashes
Adalah segala jenis abu, misalnya terjadi sebagai hasil pembakaran kayu, batu bara di rumah-rumah maupun industri.
• Dead Animal
Adalah segala jenis bangkai terutama yang besar seperti kuda, sapi, kucing, tikus. Bangkai kecil seperti cicak, lipas tidak termasuk didalamnya.
• Industrial Waste
Adalah benda-benda padat sisa yang merupakan sampah hasil industri. Misalnya kaleng dan potongan-potongan sisa kaleng yang tidak dapat dipergunakan.
• Street Sweeping
Adalah segala jenis sampah atau kotoran yang berserakan di jalan karena dibuang oleh pengendara mobil ataupun masyarakat yang tidak bertanggung jawab.
(Azwar, 1986 : 55)

Permasalahan Limbah

Secara umum pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat kesehatan lingkungan akan dapat mengakibatkan :
• Tempat berkembang dan sarang serangga dan tikus.
• Menjadi sumber pencemaran tanah, air dan udara.
• Menjadi sumber dan tempat hidup kuman-kuman penyebab penyakit.

2. Daur Ulang Limbah

Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai. Daur ulang selain berfungsi untuk mengurangi jumlah sampah yang harus dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Daur ulang bermanfaat memenuhi kebutuhan akan bahan baku suatu produk. Dan dari segi penggunaan bahan bakar adanya daur ulang dapat menghemat energi yang harus dikeluarkan suatu pabrik.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk daur ulang :
1. Pemisahan
Memisahkan barang-barang / material yang dapat didaur ulang dengan sampah yang harus dibuang ke pembuangan sampah. Pastikan material tersebut kosong dan akan lebih baik jika dalam keadaan bersih.

2. Penyimpanan
Menyimpan barang / material kering yang sudah dipisahkan tadi ke dalam boks / kotak tertutup tergantung jenis barangnya, misalnya boks untuk kertas bekas, botol bekas, dll. Jika akan membuat kompos, tumpuk sampah rumah tangga pada lokasi pembuatan kompos.

3. Pengiriman / Penjualan Barang
Mengirim/menjual barang yang terkumpul dijual ke pabrik yang membutuhkan material bekas tersebut sebagai bahan baku dijual ke pemulung.

Berdasarkan permasalahan limbah, maka pengelolaan limbah melalui program daur ulang menjadi pilihan program pengelolaan sampah yang melibatkan peran serta masyarakat dengan mengacu pada konsep pengolahan sampah modern, yaitu :

a. Reuse : Memilih barang-barang yang bisa dipakai kembali, menghindari pemakaian barang yang hanya bisa sekali dipakai. Misalnya, kaleng bekas susu dipakai kembali untuk tempat susu dengan pembelian refill; botol tempat kecap dibersihkan (disterilkan) terlebih dahulu sehingga dapat dipergunakan lagi.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pemanfaatan sampah di TPA dengan cara reuse sebesar 642,6%.

b. Recycle : Barang-barang yang sudah tidak terpakai, di daur ulang atau dijadikan barang baru yang lebih berguna. Misalnya :
. kotoran ternak digunakan untuk pupuk tanaman
. plastik didaur ulang menjadi tali, botol dan kantong plastik.
• botol bekas wadah kecap, saos, sirup, creamer dan lain-lain baik yang putih bening maupun yang berwarna terutama gelas atau kaca yang tebal dicuci dan disterilkan untuk digunakan lagi.
• kertas terutama kertas bekas di kantor, koran, majalah, kardus kecuali kertas yang berlapis minyak didaur ulang menjadi buku, dus dan stopmap.
• aluminium untuk membuat alat-alat rumah tangga.
• besi didaur ulang menjadi bahan-bahan dari besi yang baru, setengah jadi dan jadi.
. tulang untuk campuran membuat piring dan mangkok.
. sampah organik diolah menjadi kompos, briket, dll
. kotoran ternak sapi dapat diolah menjadi biogas

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pemanfaatan sampah di TPA dengan cara recycle sebesar 48,19%.

c. Reduce : Melakukan minimalisasi barang yang dipergunakan. Pasalnya, semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak pula sampah yang dihasilkan. Misalnya, menghindari penggunaan kantong plastik untuk belanjaan; memakai kertas bolak-balik.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pemanfaatan sampah di TPA dengan cara reduce sebesar 96,39%.
(http://www.walhi.or.id/kampanye/cemar/sampah/peng_sampah_info/)

Permasalahan yang umumnya terjadi pada pengelolaan sampah kota di TPA, khususnya di kota-kota besar adalah adanya keterbatasan lahan, polusi, masalah sosial dan lain-lain. Oleh karena itu, pengolahan sampah di TPA harus memenuhi prasyarat sebagai berikut :
1. Memanfaatkan lahan TPA yang terbatas dengan efektif.
2. Memilih teknologi yang mudah, murah dan aman terhadap lingkungan.
3. Memilih teknologi yang memberikan produk yang bisa dijual dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat.
4. Produk harus dapat terjual habis.

Untuk memenuhi kriteria tersebut, teknologi yang layak untuk diterapkan adalah kombinasi dari beberapa teknologi (integrated) serta kegiatan penunjang lainnya yaitu sebagai berikut :
1. Teknologi landfill untuk produksi kompos dan gas metan.
2. Teknologi anaerobik komposting Dranco untuk produksi gas metan dan kompos.
3. Incinerator untuk membakar bahan anorganik yang tidak bermanfaat serta pengeringan kompos.
4. Unit produksi tenaga listrik dari gas metan.
5. Unit drainase dan pengolah air limbah.
6. Unit pemasaran (kompos, listrik, limbah laku jual). (Prof.Dr.Ir.H.R.Sudradjat,M.Sc.,2006 : 64-65)

Penerapan 3 R (reuse, recycle dan reduce) dapat dijadikan alternatif pengelolaan sampah yang mudah dilakukan oleh masyarakat sehingga program itu bukan saja akan memberikan keuntungan secara ekonomis akan tetapi dapat memberikan keuntungan secara ekologis dan dapat memecahkan problem sampah dengan skala luas. Manfaat pengelolaan sampah diantaranya yaitu :
1. Menghemat sumber daya alam
2. Menghemat energi
3. Mengurangi uang belanja
4. Menghemat lahan TPA
5. Lingkungan steril (bersih, sehat dan nyaman)

C. Membuat Produk Daur Ulang Limbah

1. Membuat briket sampah

2. Membuat Lukisan Sampah Dari Plastik Bekas
3. Membuat Tas Dari Plastik Beras

1. Membuat Tas Dari Plastik Beras



gb. Tas Dari Bahan Plastik

Bahannya dari plastik beras 5kg. Plastik beras ini tebal dan kuat sehingga cocok untuk dijadikan tas. Tas dari plastik beras ini cukup bagus untuk diajak jalan-jalan dan membawa barang belanjaan. Jika kita membeli beras 5kg-an, biasanya sudah dipak dalam kantong plastik yang tebal dan besar. Plastik kemasan beras ini ada yang polos transparan, ada juga yang bergambar dengan warna-warna cantik. Selain itu sampah-sampah anorganik lainnya seperti bungkus kopi instant, detergen, sunlight dan lain-lain juga bisa disulap menjadi tas-tas unik dan menarik.

Bahan yang disiapkan :
1. Plastik beras ukuran 5kg atau plastik sunlight
2. Kertas karton bekas
3. Tali tas yang agak tebal

Alat yang perlu dipersiapkan :
1. Stapler
2. Alat pembolong kertas

Cara Membuat :
1. Plastik beras/plastik sunlight dicuci bersih dan dikeringkan.
2. Yang ini optional. Plastik beras/plastik sunlight dibalik untuk menyembunyikan sambungan dan sudut-sudut yang runcing. Tapi kalau tidak mau dibalik juga tidak apa-apa.
3. Tekuk plastik ke dalam kira-kira 5cm-an.
4. Siapkan dua lembar kertas karton bekas yang agak tebal. Ukur sesuai dengan lebar plastik. Masukkan kertas karton ini ke dalam lipatan plastik diatas. Kuatkan dengan stapler.
5. Buat lubang tali tas menggunakan alat pembolong kertas. Buat dua lubang pada masing-masing sisi.
6. Ukur panjang tali tas sesuai dengan kebutuhan. Masukkan ujung-ujung tali pada lubang dan simpulkan hingga tali tidak dapat keluar lagi.
7. Tas dari plastik beras siap untuk dibawa belanja, jalan-jalan, arisan, atau untuk anak bisa untuk membawa buku les.

(http://myblog-christine-christine.blogspot.com/Tas_Sepatu_dari_Plastik_Beras)

KTSP

Standar Kompetensi :
Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.

Kompetensi Dasar :
1. Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah perusakan/ pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan
2. Menganalisis jenis-jenis limbah dan daur ulang limbah
3. Membuat produk daur ulang limbah

Materi :
1. Kegiatan manusia dan masalah lingkungan meliputi:
a. Perusakan lingkungan
b. Pencemaran lingkungan
c. Pelestarian lingkungan

2. Limbah dan daur ulang meliputi :
a. Jenis-jenis limbah

3. Mendesain produk

4. Memilih alat dan bahan

5. Membuat produk

Tugas

Lakukan pendataan limbah yang ada di rumahmu atau di lingkungan sekolahmu untuk mengetahui :
1. Macam limbah
2. Kategori limbah (anorganik dan organik)
3. Pemanfaatannya kembali
4. Proses (didaur kembali atau tidak)
5. Produk Yang dihasilkan.